Ada pertanyaan yang kerap terlontar saat toga bersemayam di atas
kepala kita: mau kerja apa? Mau jadi apa?. Pertanyaan usang yang mudah kita
jawab saat kita masih diduk di sekolah dasar kini menghampiri lagi.
Dan lertanyaan itu tidak dengan mudah kita jawab seperti halnya
saat kecil. Beberapa tahun setelah beberapa huruf bertambah setelah nama kita,
kita melihat teman yang dulunya berjuang bersama kita di bangku kuliah sudah
memiliki pekerjaan yang busa dianggap nyaman dan mapan. Kemudian saldo di atm
mereka pun sedikit lebih banyak daripada kita.
Awalnya memang tidak ada masalah, tapi saat ada reunian,
kebanyakan dari kita secara tidak sadar membandingkan pekerjaan mereka dengan
yang kita miliki. Timbul rasa iri dan ingin melebihi mereka, bahkan nasehat
para guru ngaji maupun guru spiritual kita yang lainnya: berhentilah menatap ke
atas, tataplah ke bawah dan bersyukur dengan apa yang jamu miliki kita
indahkan.
Senen pagi setelah reunian di akhir pekan, kita mulai melihat
apa yang kita kerjakan, berapa penghasilan kita dibandingkan dengan teman
lainnya, kemudian berencana mencari pekerjaan yang lebih, atau berencana
mengajukan kenaikan gaji kepada bos dan atasan.
Jangan buru-buru, tanyakan dulu pertanyaan di bawah ini sebelum kalian mengajukan atau mencari pekerjaan yang gajinya melebihi gaji saat ini:
#1 Dengan skill yang saya
miliki, apakah saya berhak mendapatkan gaji lebih?Jangan buru-buru, tanyakan dulu pertanyaan di bawah ini sebelum kalian mengajukan atau mencari pekerjaan yang gajinya melebihi gaji saat ini:
Terkadang kita hanya melihat mereka daru luarnya saja, kita
tidak tahu apakah mereka memounyai skill yang lebih dari kita, dimana mereka
mengikuti pelatihan, apa sumbangsih mereka untuk perusahaan. Apa yang mereka
sebenarnya mereka lakukan untuk perusahaan mereka. Uhhg-ujug kita hanya melihat
angka di saldo atm mereka setiap awal bulan.
Milikilah sesuatu yang lebih untuk mendapatkan yang lebih.
Milikilah sesuatu yang lebih untuk mendapatkan yang lebih.
#2 Apakah Jika diberikan
lebih kita bisa memanfaatkannya?
Dengan gaji yang masih pas-pas an menurut kita, mungkin Tuhan
mau menguji kita dengan penghasilan kita saat ini. Apakah dengan penghasilan
sekarang kita mampu memaksimalkannya untuk mencapai hidup yang lebih berguna,
atau hanya digunakan untuk menunjukkan status sosial jita saja. Dengan membeli
barang-barang branded, nongkrong sana sini, atau malah disalahgunakan?
#3 Sudahkah Kita Butuh?
Apakah motivasi utama kita untuk menuntut yang lebih? Apakah
hanya sekadar karena iri belaka? Atau ada hal lain yang mendesak? Jika memang
ada hal yang mendesak namun penghasilan kita berada dalam angka yang sama,
tanyakan kepada diri sendiri dua pertanyaan di atas. Apakah kita sudah
melakukan sesuatu yang lebih untuk menerima yang lebih?
Apakah kita mempunyai kemampuan dan skill untuk bisa dipakai untuk memperoleh banyak keuntungan dari perusahaan?
Apakah kita mempunyai kemampuan dan skill untuk bisa dipakai untuk memperoleh banyak keuntungan dari perusahaan?
#4 Last but not least, build your own dream
Bekerjalah sesuai passion. Atau bahkan buakalah usaha sendiri
sesuai dengan minat dan passion yang kamu minati. Karena dengan gaji berapapun,
mereka yang sudah nyaman dengan pekerjaan mereka, tidak akan merasa bekerja,
tidak akan merasa dipaksa bangun pagi kemudian dipaksa bermacet ria di jalan
menuju kantor, dan tidak merasa dipaksa berhemat saat gajian belum turun juga
yang padahal isi dompet sudah hampir hanya menujukkan ktp dan kartu diskon.
Dengan membuka usaha juga kita bisa mengatur jadwal kita sesuka
hati kita, bangun sesuka kita dan bermain sesuka hati kita. Saya pernah
mendengar sebuah kalimat, Jika ingin Indonesia Maju, semua ada di tangan
pengusaha dan enterpreneur muda kita.
Makanya saat bangun tidur, kemudian turun ke lobby untuk sarapan
di pelataran jalan, terkadang saya merasa iri dengan mereka yang setiap harinya
berjualan bubur maupun nasi uduk, meskipun banyak yang menganggap rendah
mereka, at least mereka bekerja untuk diri mereka sendiri, bukan untuk bos
mereka, bukan untuk perusahaan yang dimiliki oleh orang asing. Mereka yang
menentukan hari ini mau dapat berapa duit, hari ini mau membawa pulang berapa,
hari ini ingin mengantongi berapa rupiah. Memang tidak semua seperti itu,
selalu ad pro dan kontranya.
Siapkah kalian menerima kenaikan gaji?
Tidak ada komentar
Posting Komentar
tulis komentar mu di sini