ads

Selasa, 26 Juli 2016

Canggih, Perangkat Ini Bisa Ubah Urine Jadi Energi Listrik

Sebuah perangkat baru yang dikembangkan oleh ilmuwan dari University of the West of England (UWE), Bristol, Inggris, berhasil mengubah ur... thumbnail 1 summary
urin diubah menjadi energi listrik
Sebuah perangkat baru yang dikembangkan oleh ilmuwan dari University of the West of England (UWE), Bristol, Inggris, berhasil mengubah urine atau air seni menjadi energi listrik. Perangkat yang menyerupai sebuah toilet umum atau tempat kencing ini, saat ini tengah diuji coba dengan dipasang di Glastonbury festival.
Dilansir dari Science Daily, Jumat (15/7/2016), dengan perangkat baru yang dikembangkan ini, urine dapat diubah menjadi listrik dengan bantuan metabolisme bakteri. Tujuan akhir dari pengembangan perangkat ini adalah untuk meningkatkan fasilitas sanitasi di negara-negara berkembang di dunia atau di daerah-daerah di mana keberadaan pembangkit listrik yang terbatas, seperti kamp-kamp pengungsi.
Salah satu perangkat ini saat ini dipasang di Festival Glastonbury tahun ini, yakni sebuah festival musik terbesar di Inggris. Perangkat ini dapat menghasilkan listrik yang cukup untuk menyalakan tabung lampu LED di sebuah bilik.
“Teknologi dalam prototipe ini didasarkan pada microbial fuel cells (MFC) atau sel bahan bakar mikroba, seperti baterai, memiliki anoda dan katoda,” jelas Irene Merino.
Merino merupakan salah seorang peneliti yang terlibat dalam tim penelitian ini. Pengembangan perangkat ini merupakan hasil hibah dari Bill dan Melinda Gates Foundation dan menjadi karya bersama dengan Daniel Sanchez, seorang ilmuwan dari Spanyol.
Sel-sel dipasang di dalam sebuah wadah atau tabung yang berfungsi untuk mengumpulkan atau menampung urine. Di dalam wadah ini, bakteri menjajah elektroda anoda dan bertindak sebagai katalis serta dekomposisi bahan organik dalam air kencing tersebut.
Penguraian pelepasan proton kedua ini, melalui lintasan dari anoda ke katoda melalui membran semipermeabel, dan elektron, yang melakukan perjalanan melalui sebuah sirkuit listrik eksternal. Untuk melengkapi siklus, reaksi reduksi oksigen juga terjadi di katoda. Proses ini menghasilkan energi yang cukup untuk menyalakan bola lampu listrik atau tabung lampu LED.

“Proyek kami bertujuan untuk negara-negara berkembang, dengan maksud untuk meningkatkan atau menggabungkan fasilitas sanitasi dengan keterbatasan energi. Selain menghasilkan listrik, sistem ini juga berperan mengurangi kebutuhan oksigen kimia (COD). Dengan kata lain, perangkat ini juga berfungsi untuk mengobati urine,” kata Merino menekankan. Untuk sementara, perangkat ini masih didesain hanya untuk pengguna laki-laki.
Saat ini, bekerjasama dengan Oxfam dan organisasi lainnya, para peneliti berencana untuk menguji perangkat ini di India atau di beberapa daerah lain di Afrika. Terutama di sejumlah kamp-kamp pengungsi, di masyarakat, di sekolah dan di toilet umum dimana memiliki kemampuan pencahayaan yang kurang.
 “Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan listrik untuk menerangi toilet, dan mungkin juga di luar daerah, di daerah-daerah miskin, yang dapat membantu meningkatkan keselamatan pengguna toilet perempuan dan anak-anak, di negara-negara di mana mereka harus menggunakan fasilitas toilet komunal di luar rumah mereka,” kata Ioannis Ieropoulos, Direktur Bristol bioenergi Centre (BRL, UWE), yang memimpin penelitian ini.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

tulis komentar mu di sini