“Apakah kamu percaya dengan Bumi datar?
Bisakah kamu menjelaskan supaya saya percaya bahwa Bumi itu bulat seperti yang
dikatakan para guru di bangku sekolah?”
Itu adalah sebagian
kecil pertanyaan yang masuk ke langitselatan. Sebagian lainnya meminta
langitselatan untuk memberi tanggapan maupun sanggahan terkait paham yang
sedang jadi tren pembicaraan di pertengahan tahun 2016 ini.
Ide atau pandangan
bahwa Bumi Datar!
Kaget? Mungkin tidak
karena pandangan yang satu ini memang sedang tren dibagikan di dunia maya.
Bahkan media massa seperti memperoleh lahan cerita baru sebagai click bait bagi orang-orang yang dengan mudahnya
penasaran tentang pandangan yang satu ini.
Hal menarik tentang
pandangan Bumi datar bukan pada ide bahwa Bumi datar. Pandangan ini sudah tidak
terbukti sejak berabad-abad lampau. Bahkan sejak abad ke-6 SM, bentuk Bumi yang
bulat sudah dapat dibuktikan.
Para cendikiawan di
masa lampau yang mempelajari gejala alam jelas mengetahui bahwa Bumi itu bulat.
Tidak ada keraguan tentang itu. Karena itu pulalah tidak akan ada sesi khusus
di langitselatan untuk menyanggah setiap gagasan bumi datar. Apalagi setiap
orang bisa membuktikan sendiri apakah Bumi itu datar atau bulat. Bumi bulat
sudah kita ketahui sejak SD. Harusnya, sejak saat itu pun kita tahu bagaimana
mengetahui Bumi berbentuk bulat dan bukan datar.
Datar ataukah bulat?
Di beberapa grup di
media sosial, ada yang meminta supaya diberi penjelasan tentang bentuk Bumi.
Tujuannya untuk meyakinkan dirinya agar bisa meyakini kembali kalau Bumi itu
bulat. Karena saat ini, bukti yang dipaparkan oleh pandangan Bumi datar telah
membuat dirinya meyakini bahwa Bumi tidaklah bulat seperti yang sudah diajarkan
di bangku sekolah.
Sebagai penerima informasi,
kita seharusnya cerdas untuk mengkaji apakah informasi yang diterima memang
sahih atau tidak. Seperti itulah seharusnya seorang pembaca atau penerima
informasi yang cerdas. Bukan menelan mentah-mentah kata orang meski ia memiliki
label ilmuwan. Para ilmuwan pun melakukan hal yang sama. Mereka tidak percaya
kata orang melainkan mempertanyakan segala sesuatu dan melakukan pembuktian
lewat eksperimen.
Meminjam istilah Prof.
Iwan Pranoto, sains bukan kumpulan mantra sakral yang tabu untuk disangsikan.
Dalam sains, kita berhak untuk ragu dan mempertanyakan gagasan yang ada untuk
diuji berulang kali sehingga bisa diperoleh penjelasan yang akurat. Perlu
diingat, dalam sains tidak ada kepastian ataupun kebenaran mutlak. Selalu saja
ada informasi, data maupun pendekatan baru yang bisa digunakan untuk menyanggah
atau menguji kembali teori yang ada.
Hal yang sama berlaku
untuk bentuk Bumi. Bentuk Bumi yang bulat bukan hafalan yang harus diingat dan
diterima begitu saja. Kita perlu mempertanyakan mengapa bisa ada kesimpulan
seperti itu. Ketika kita menerima begitu saja informasi yang datang tanpa
bertanya, maka kita juga tidak akan mampu memahami bagaimana proses untuk bisa
mengetahui bentuk Bumi yang bulat.
Ketika proses
mempertanyakan tidak pernah ada, maka seringkali informasi yang diterima
diperlakukan sebagai keyakinan yang tidak boleh diganggu gugat atau
dipertanyakan. Semua yang bersebrangan pasti salah dan terjadilah usaha untuk
mempertahankan ide atau teori yang diyakini tapi tanpa didasari pengetahuan yang
benar.
Dan itu bukan prinsip
dari sains!
Jika itu terjadi, maka
jelas ada yang salah dengan pendidikan kita. Kok bisa?
Pada umumnya, sebagian
besar siswa hanya menerima dan menelan informasi tanpa bertanya. Akibatnya pola
pikir bernalar tidak terbentuk. Siswa tidak tahu bagaimana proses untuk
memperoleh jawaban atau pembuktian dari sebuah gagasan. Percobaan dalam sains
itu sangat penting untuk dilakukan. Tanpa adanya pengamatan atau percobaan,
hipotesa yang dikemukakan tidak akan bisa dibuktikan. Tanpa proses ini, tidak
akan ada berbagai penemuan besar di dunia.. Juga, kita tidak akan bisa memahami
berbagai proses yang terjadi di alam semesta.
Siswa harus dibiasakan
untuk mempertanyakan segala sesuatu untuk kemudian diuji lewat pengamatan dan
percobaan. Pengalaman melakukan proses pengujian tidak saja memberi pemahaman
pada siswa tapi sekaligus membangun pola pikir seseorang dalam memecahkan
masalah.
Demikian juga dengan
kasus bentuk Bumi. Bentuk Bumi datar dan bulat adalah dua gagasan yang
perlu diuji mana yang memang tepat.
Jika bumi itu datar
maka kita bisa menemukan bukti bahwa bumi datar. Dan jika bumi bulat maka kita
pun harus bisa menemukan bukti di sekeliling kita bahwa Bumi yang kita pijak
memang bulat. Pengamatan atau eksperimen berbeda yang dilakukan harus mendukung
argumentasi tersebut.
Sejak abad ke-6 SM, bentuk Bumi bulat sudah diketahui.
Keingintahuan bentuk
Bumi dimulai dengan hipotesa bahwa Bumi itu datar. Setidaknya itulah perspektif
sebagian besar masyarakat yang hidup pada peradaban kuno c. 3500 – 500 SM. Tapi
sejarah mencatat sejak abad ke-6 SM, Phytagoras, Anaxagoras, Aristoteles,
maupun Erathosthenes bisa menyimpulkan kalau Bumi bulat dari hasil pengamatan
benda-benda langit seperti bintang, planet dan Matahari. Maka, hipotesa bahwa
Bumi datar pun gugur.
Kepercayaan Bumi datar
yang beredar saat ini tidak berawal dari proses pemikiran ilmiah, yaitu dari
sebuah hipotesa yang harus dibuktikan, atau bahwa semua gejala yang tampak
harus dapat dijelaskan dengan cara ilmiah melainkan dengan cara semua bukti
yang dipaparkan dicocok-cocokan agar mendukung teori tersebut. Akibatnya banyak
inkonsistensi pada argumentasi yang diberikan dan menampikkan gejala lain yang
sudah berulang kali dibuktikan
Maka ketika kita
padankan dengan kaidah saintifik, tidak akan ada titik temu dan hanya
menyisakan diskusi atau bahkan debat tanpa akhir.
Jika kita menilik
pandangan ini dari metode Occam’s Razor, maka kita akan menemukan terlalu
banyak asumsi yang dibuat untuk dicocokan demi memperoleh kesimpulan yang dikehendaki
tanpa dilatari bukti ilmiah.
Karena itulah,
langitselatan tidak akan melakukan sanggahan ataupun counter
argument terhadap setiap
pandangan Bumi datar tersebut.
Jadi jika para ilmuwan
sejak ribuan tahun yang lalu bisa membuktikan bentuk Bumi, maka sekarang adalah
giliranmu sebagai orang yang memiliki nalar dan telah mengeyam pendidikan dasar
untuk melakukan percobaan untuk membuktikan seperti apa sih bentuk Bumi kita.
Selamat mencoba.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
tulis komentar mu di sini