Dua teori utama yang dikenal untuk menjelaskan keberadaan manusia di
bumi pada prinsipnya ada dua. Teori pertama adalah teori penciptaan yang
berasal dari konsep religius, sedangkan teori kedua berasal dari gagasan
ilmiah, seperti proses evolusi.
Terlepas dari kedua teori tersebut sebenarnya ada lagi teori ketiga yang mengatakan bahwa kehidupan manusia sebenarnya berasal dari planet di belahan alam semesta lain yang sudah ada sejak lama, lebih lama dari waktu yang diperkirakan. Bagaimanapun mereka yang percaya akan teori ini harus menunggu hasil penjelajahan luar angkasa dan kemajuan tehnologi untuk membuktikan kebenarannya.
Satu penemuan menghebohkan pada tahun 1976 yang dikenal sebagai “Face on Mars”, konstruksi geologis di planet Mars yang mempunyai bentuk mirip wajah manusia disambut dengan antusiasme yang luar biasa, memicu pengadaan riset dalam skala besar untuk meneliti lebih jauh kemungkinan adanya kehidupan lain di luar angkasa dalam sistem tata surya kita.
Sementara sebagian ilmuwan terfokus pada planet-planet lain, seorang ahli astronomi Amerika bernama Richard Hoagland memutuskan untuk mengamati lebih dalam planet yang lebih dekat, yaitu Bulan. Richard berpendapat bahwa meskipun relatif dekat, namun manusia belum terlalu mengeksploitasi bulan dengan lebih detail. Dalam penelitiannya yang cermat dengan mengambil foto foto permukaan bulan, Hoagland menemukan beberapa keanehan yang sepertinya diabaikan sains.
Pada beberapa foto permukaan bulan jelas terlihat struktur yang kemungkinan besar tidak terbentuk secara alami. Ini pertama terlihat pada kawah Triesnecker dan Ukert. Kawah-kawah tersebut dipercaya terbentuk akibat tumbukan meteor beberapa eon lalu. Di dunia ilmiah, eon dapat didefinisikan sebagai periode melebihi miliaran tahun.
Pengamatan radius kawah Ukert, terlihat suatu bentuk segitiga sama sisi sebagai fondasi geometri, dengan masing-masin sisi memiliki panjang 26 km. Saat bulan purnama, bentuk itu dapat dilihat dari bumi, meski hanya menggunakan teleskop kecil. Hal ini nyaris mustahil untuk dijelaskan hanya disebabkan oleh fenomena alam.
Terlepas dari kedua teori tersebut sebenarnya ada lagi teori ketiga yang mengatakan bahwa kehidupan manusia sebenarnya berasal dari planet di belahan alam semesta lain yang sudah ada sejak lama, lebih lama dari waktu yang diperkirakan. Bagaimanapun mereka yang percaya akan teori ini harus menunggu hasil penjelajahan luar angkasa dan kemajuan tehnologi untuk membuktikan kebenarannya.
Satu penemuan menghebohkan pada tahun 1976 yang dikenal sebagai “Face on Mars”, konstruksi geologis di planet Mars yang mempunyai bentuk mirip wajah manusia disambut dengan antusiasme yang luar biasa, memicu pengadaan riset dalam skala besar untuk meneliti lebih jauh kemungkinan adanya kehidupan lain di luar angkasa dalam sistem tata surya kita.
Sementara sebagian ilmuwan terfokus pada planet-planet lain, seorang ahli astronomi Amerika bernama Richard Hoagland memutuskan untuk mengamati lebih dalam planet yang lebih dekat, yaitu Bulan. Richard berpendapat bahwa meskipun relatif dekat, namun manusia belum terlalu mengeksploitasi bulan dengan lebih detail. Dalam penelitiannya yang cermat dengan mengambil foto foto permukaan bulan, Hoagland menemukan beberapa keanehan yang sepertinya diabaikan sains.
Pada beberapa foto permukaan bulan jelas terlihat struktur yang kemungkinan besar tidak terbentuk secara alami. Ini pertama terlihat pada kawah Triesnecker dan Ukert. Kawah-kawah tersebut dipercaya terbentuk akibat tumbukan meteor beberapa eon lalu. Di dunia ilmiah, eon dapat didefinisikan sebagai periode melebihi miliaran tahun.
Pengamatan radius kawah Ukert, terlihat suatu bentuk segitiga sama sisi sebagai fondasi geometri, dengan masing-masin sisi memiliki panjang 26 km. Saat bulan purnama, bentuk itu dapat dilihat dari bumi, meski hanya menggunakan teleskop kecil. Hal ini nyaris mustahil untuk dijelaskan hanya disebabkan oleh fenomena alam.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
tulis komentar mu di sini