cerita ajaib dan mengharukan. Ini
berkah dari kedua kota suci nabi SAW yang menawarkan kelimpahan yang tak
terhingga bagi para pengunjungnya. Tidak terkecuali pada kisah seorang cleaning
servis yang sehari-hari bertugas menyapu jalan-jalan kota makkah Almukarramah.
Cerita ini saya kutip dari laman putramelayu.web.id yang diceritakan oleh koran
al-sabaq terbitan saudi arabia dimusim haji tahun 2012 ini.
Alkisah, seorang pria bernama
Marimir Husain Jihar tengah menyapu jalanan kota Mekkah yang penuh debu. Ia
membersihkan jalanan kota suci ini dari kotoran dan sampah-sampah yang dibuang
manusia atau yang diterbangkan angin sepanjang waktu. Sudah 5 tahun, pekerja
imigran asal Bangladesh itu melakoni pekerjaan bersahaja tersebut, pekerjaan
yang dipandang sebelah mata orang orang lain.
Di Arab Saudi, orang Bangladehs
sering disebut sebagai “Benggali”. Orang Indonesia pun memanggil mereka dengan
sebutan demikian. Rekan-rekan sekerja Marimir tidak pernah tahu asal-usul
marimir, sebab ada ratusan ribu (atau mungkin jutaan) orang Benggali yang
menjadi buruh kasar di negeri Haramain ini.
Sampai pada suatu hari di musim haji
2012. Ketika Marimir asyik menyapu jalanan di sekitar wilayah Tan’im, tempat di
mana orang-orang akan memulai (miqat) ihram untuk Umrah, suatu kejadian tak
terduga terjadi. Seorang pria tua berteriak dari seberang jalan memanggil nama
Marimir. Pria itu berpakaian Ihram, terlihat hendak melaksanakan ihram untuk
Umrah. Dari postur tubuhnya, pria tua itu jelas berkebangsaan Bangladeh.
“Marimir…! Marimir…! Marimir….!” Teriak pria tua berkali-kali dari seberang
jalan.
Namun karena banyaknya manusia dan
lalu linta yang sibuk, Marimir tidak mendengarnya. “Marimir…! Marimir…!
Marimir…!” Pria tua itu kembali berteriak. Kali ini ia berlari ke arah Marimir
menghadang jalan. Aksi pria tua itu mengundang perhatian banyak orang di
Tan’im, termasuk dari rekan-rekan pria tua itu sendiri. Mereka heran, bagaimana
ia mengenali seorang penyapu jalan di kota suci ini. Tanpa peduli, ia terus
berlari tanpa menghiraukan mobil-mobil yang melaju kencang. Orang-orang
berteriak memperingatkannya, karena aksinya itu mengganggu lalu lintas.
“Marimir…!”. Ujar si pria tua tanpa henti.
Kali ini Marimir mendengar. Ia
menoleh, dilhatnya seorang yang sudah tua berlari ke arahnya. Ia pun heran,
dari mana orang itu mengetahui namanya. Pria itu semakin mendekat. Dan semakin
dekat. Ketika sudah jelas baginya siapa yang datang, ia pun terperangah.
Alangkah kagetnya Marimir, ia seakan tak percaya apa yang dilihatnya. Ternyata
pria tua itu adalah abang kandungnya sendiri….
Dengan berurai air mata, si pria tua
itu menghampiri Marimir yang penuh debu, lantas ia memeluk pemuda itu dengan
erat sambil menangis. Aksi jemaah haji tersebut mengundang perhatian banyak
orang. Meski tidak mengerti, mereka mengabadikan momen penuh haru itu dengan
kamera. Setelah itu, si pria tua bercerita kepada orang-orang yang mengitari
mereka penuh keharuan. Ia menceritakan bahwa tukang sapu itu adalah adik
kandungnya sendiri, mereka adalah dua bersaudara yang sudah lebih 5 tahun tidak
bertemu. Kisah perpisahan mereka dimulai ketika orangtua mereka meninggal dunia
beberapa tahun sebelumnya. Ayah mereka meninggalkan harta warisan yang sangat
banyak, mencapai 17 juta Riyal (sekitar Rp. 42,5 Milyar). Bagaimana tidak,
keluarganya adalah keturunan bangsawan, dan salah satu kakek mereka adalah
mantan menteri di Bangladesh. Tapi saudara tuanya itu berbuat serakah. Ia tidak
mau membagi harta peninggalan itu dengan adiknya. Beberapa kali si adik meminta
pembagian warisan, tapi ia tidak mau. Bahkan, sang adik pernah dijebloskannya
ke penjara karena menuntut haknya!
Karena putus asa, akhirnya sang adik
pergi meninggalkan Bangladeh. Ia pun menjadi pekerja imigran di Arab Saudi.
Hingga bertahun-tahun lamanya. 5 tahun terakhir, ia menjadi tukang sapu di
Mekkah. Selepas kepergian adiknya itu, saudara tuanya pun diserang penyakit
kanker ganas. “Ini hukuman Allah atas kezaliman saya…”. Kenang haji tua itu
sambil menangis. Dan sejak itulah ia insyaf atas perbuatan serakahnya.
Bertahun-tahun pula lamanya, ia berusaha mencari jejak sang adik. Ia bertanya
kepada kawan-kawan adiknya, tapi tak satu pun yang tahu. Ia pun sudah membuat
sayembara, siapa yang mengetahui alamat adiknya akan diberi imbalan yang besar.
Namun kabar tak kunjung
datang. Sang adik entah di mana rimbanya. Sementara penyakitnya semakin parah,
hingga ia mengira umurnya takkan lama lagi. Hingga datang musim haji tahun
2012. Ketika ia hendak pulang ke tanah air, ia pun melaksanakan umrah terlebih
dahulu. Ia bersama rombongannya pun berangkat ke Tan’im, miqat di mana orang
Mekkah memulai umrah. Dan di sanalah keajaiban itu terjadi. Di tempat inilah
Allah Swt mempertemukannya dengan adiknya yang selama ini ia cari. Dilihatnya
seorang pria muda tengah menyapu jalanan, dan ternyata itu adalah saudara
kandungnya.
Saat pertemuan itu, saudara tua itu
meminta maaf kepada sang adik atas kezalimannya selama ini. Karena
keserakahannya, sang adik hidup sengsara dan terlunta-lunta sebagai tukang sapu
di negeri orang. Ia pun mengajak adiknya pulang. Ia sudah membagi harta
peninggalan orangtua mereka seadil-adilnya. Bagian untuk sang adik sudah ia
sisihkan, dan akan ia berikan tanpa mengambilnya sedikitpun, jumlahnya milyaran
rupiah ditambah properti yang sangat banyak. Di tempat yang suci itu, sang adik
memaafkan abangnya. Ia sama sekali tidak menaruh dendam. Bahkan dirinya merasa
bahagia bisa tinggal di tanah suci ini.
Di sini, ia menghabiskan waktu untuk
bekerja dan menghafal al-Qur’an. Kepada hadirin yang berkerumun di sekitar
mereka, tukang sapu yang jadi milyuner itu mengatakan: “Sungguh ini merupakan
pelajaran yang besar dalam hidup saya. Saya sudah merasakan bagaimana rasanya
menjadi orang yang teraniaya. Karena itu, saya berjanji tidak akan menganiaya
siapa pun. Allah mengharamkan kezaliman atas diri-Nya, dan diharamkannya
kezaliman itu atas hamba-hambaNya”.Kisah mengharukan itu menjadi buah bibir
jemaah haji.
Seorang penjual makanan cepat saji
di kota Mekkah mengatakan kepada wartawan Sabaq:“Saya sering bersedekah makanan
kepada tukang sapu itu, tanpa saya pernah tahu ternyata dia adalah seorang
milyuner”
Tidak ada komentar
Posting Komentar
tulis komentar mu di sini