ads

Minggu, 17 Februari 2013

Karakteristik sampah dan limbah

*karakteristik sampah Segala sesuatu dapat dikatakan   sampah apabila sudah tidak dapat ditemukan   nilai ekonomisnya lagi. Meskipun ... thumbnail 1 summary
sampah dan limbah

*karakteristik sampah
Segala sesuatu dapat dikatakan  sampah apabila sudah tidak dapat ditemukan  nilai ekonomisnya lagi. Meskipun pada kenyataannya sekarang ini telah ditemukan  nilai ekonomisnya. Jumlah sampah yang ada di lingkungan kita jumlahnya semakin meningkat, bahkan tidak terkendali. Faktor-faktor yang mempengaruhi  jumlah sampah antara lain:
1.       Jumlah penduduk
2.       Sisstem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai
3.       Pengambilan bahan-bahan  yang ada pada sampah  untuk dipakai sebagai limbah
4.       Faktor geografi
5.       Faktor waktu
6.       Faktor sosial ekonomi dan budaya
7.       Pada musim hujan sampah mungkin akan tersangkut pada selokan, pintu air, atau penyaringan air limbah
8.       Kebiasaan masyarakat
9.       Kemajuan teknologi
10.   Jenis sampah
Sampah yang ada dilokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel, dan sebagainya) ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, yaitu tempat sampah. Sampah basah dan sampah kering  sebainya dikumpulkan dalam tempat yng terpisah untuk memudahkan pemusnahannya.
Sistem pengumpulan sampah  yang selama ini dikenal antara lain sistem duet dan sistem trio.
Sistem duet dlakukan  dengan membedakan tempat sampah menjadi dua, yakni tempat sampah kering dan tempat sampah basah. Untuk sitem trio mengunakan tiga macam tempat sampah yakni tempat sampah kering, tempat sampah basah dan tempat sampah bahan yang tidak mudah terbakar.
Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat sampah) yang dgunakan  harus memenuhi persyaratan berikut ini:
1.       Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor.
2.       Memiliki tutup dan mudah di buka  mengtori tangan.
3.       Ukuran sesuai, sehingga mudah di angkat oleh satu orang.
Dari  tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian di masukkan ke dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini berbentuk bak besar  yang digunakan untuk menampung sampah rumah tangga. Pengelolaannya dapat di serahkan kepada pihak pemerintah. Untuk membangun suatu dipo, ada beberap persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya:
1.       Dibangun diatas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan setinggi kendaraan pengakut sampah.
2.       Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk  mengambil sampah.
3.       Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat untuk mencegah lalat dan binatang lain masuk kedalam dipo.
4.       Ada kran untuk menbersihkan.
5.       Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat dan tikus
6.       Mudah di jangkau masyarakat.
Setelah dikumpulkan dalamtempat sampah, sampah diangkut ketempat  pembuangan akhir atau pemusnahan sampah yang di  sediakan oleh dinas kebersihan kota, kemudian dilakukan tahap pemusnahan sampah,
Pad tahap pemusnahan sampah ini , terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain:
1.       Sanitary landfill/sanitasi TPA (tempat pembuangan akhir)
Merupakan sitem pemusnahan yang  paling mudah  dan yang paling baik. Sanitari landfill yang baik harus memenuhi beberapa syarat, antara lain tempat yang luas, alat-alat besar dan tanah untuk menimbunnya.
2.       Inceneration/pembakaran
Prinsip kerja dari sistem inceneration adalah dengan cara membakar sampah secar besar-besaran dengan menggunakan fasilitas pabrik. Peralatan yang digunakan dalam incenerasi antara lain:
a.       Charging apparatus.
b.      Furnace
c.       Combustion.
d.      Chimney atau stalk.
e.      Miscellaneous features.
Sistem inceneration memiliki beberapa manfaat, diantaranya:
a.       Volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya.
b.      Tidak memerlukan ruang yang luas.
c.       Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap.
d.      Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal  jam kerja yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Selain memiliki keunggulan sistem ini juga memiliki kerugian yaitu biaya yang besar dan lokasi pembangunan pabrik/lahan intuk pelaksanaan  inceneration ini sukar didapat karena umumnya penduduk keberatan, munkgin karena penumpukan sampah yang menimbulakan bau serta asap dari proses inceneration ini juga cukup mengganggu.
3.       Composting/kompos
Metode ini dilakukan dengan prinsip mengubah sampah menjadi pupuk kompos, temtu saja tidak semua jenis sampah bisa diubah menjadi pupuk kompos, hanya beberapa yang dapat di urai oleh mikroba saja.
Prinsip kerja metode ini  yaitu dengan memanfaatkan  proses dekomposisi zat organik oleh kuman- kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Keunggulan sistem ini adalah dihasilkan pupuk kompos yang relatif mudah dan murah biaya pembuatannya, serta pupuk yang di hasilkan bersifat ramah lingkungan.
4.       hot feeding
pemberian sjenis garbage kepada hewan ternak . perlu diingat bahwa sampah basah tersebut harus diolahlebih dahulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan penyakit cacing dan trichinosis ke hewan ternak.
5.       Discharge to servers
Metode ini dapat efektf  apabila sisitem pembuangan air limbah memang baik, karena metode ini dilakukan dengan menghaluskan sampah kemudian di masukkan kedalam sistem pembuangan air limbah.
6.       Dumping
Sampah diletakkan atau di buang begitu saja di tanah lapang, jurang , atau tempat sampah.
7.       Dumping in water
Sampah di buang kedalam air sungai atau laut. Akibatnya, terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan bahay banjir.
8.       Individual inceneration
Merupakan metode pemusnahan sampah dengan car di bakar, tetapi hal ini dilakukan secara perorangan, kegiatan ini bisa dilakukan siapa saja, terutama di daerah penduduk di daerah pedesaan.
9.       Recycling/daur ulang
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau di daur ulang. Contoh, bagian sampah yang dapat di daur ulang antara lain, plastik, gelas,kaleng, besi dan sebagainya.
10.   Reduction/pengurangan
Metode ini diterapkan dgn cara menghancurkan sampah (biasanya dari jenis garbage) sampai kebentuk yang lebih kecil, kemudian di olah untuk menghasilkan lemak.
11.   Salvaging/menyelamatkan
Pemanfaatan sampah yang dapat dipakai kembali, misalnya kertas bekas. Bahanya adalah bahwa metode ini dapat menularkan penyakit.


Karakteristik limbah
Dari pernytaan di atas dapat di ketahui bahwa seluruh buangan manusia maupun sisa proses alam belum tentu dapat di kategorikan sebagai limbah. Sebagai acuan berikut ini beberapa karakteristik dari limbah:
1.       Berukuran mikro: umumnya berukuran kecil.
2.       Dinamis, bersifat tidak tetap tergantunng pada kondisi lingkungan, jumlah dan sifat dari buangan tersebut.
3.       Berdampak luas (penyebarannya), hal ini berarti bahwa apabila limbah ini di biarkan terus-menurus bertambah maka semakin luas dan semakin banyak yang  menanggung akibatnya.
4.       Berdampak jangka panjang (antar generasi), efek dari limbah sebagian dapat di rasakan secara langsung. Dan sebagian tidak dapat dirasakan secara langsung . beberapa justru dirasakan setelah  jangka waktu yang lama, bahkan antar generasi.
Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah, antara lain:
1.       Volume limbah.
2.       Kandungan bahan pencemar.
3.       Frekuensi pembuangan limbah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah limbahvolume limbah, yaitu jumlah volume limbah yang terbuang ke lingkungan. Meskipun lingkungan memiliki kemampuan daya lentin dan daya dukung namun kemampuan ini terbatas. Ambang batas atau batas kadar maksimum seluruh komponen lingkungan yang masih ditenggang  keberadaannya di dalam lingkungan di sebut baku mutu lingkungan. Sehingga dapat dikatakan apabila jumlah suatu zat tersebut lebih kecil dari nilai ambang batasnya, maka zat tersebut tidak bisa dikatakan sebagai limbah, apabila jumlahnya melebihi nilai ambang batas maka keberadaan zat tersebut merupakan limbah. Berikut ini ambang batas beberapa jenis  limbah anorganik dalam air minum (dalam satuan mg/liter).
Jenis limbah
Kadar maksimum
Air raksa
Arsenic
Boron
Cadmium
Tembaga
Sianida
Flourida
Timah
Nikel
Nitrat
0,001
0,01
0,3
0,003
2
0,07
1
0,01
0,02
50

Faktor kedua adalah kandungan bahan pencemar ,disini jelas bahwa semakin kompleks kandungan bahan pencemar  maka kualitas limbah semakin tinggi, dan hal ini berarti dampak negatif limbah semakin besar. Faktor ketiga adalah frekuensi  pembuangan limbah, jika frekuensi pembuangan semakin rapat  artinya semakin sering kita membuang limbah maka limbah akan semakin menumpuk banyak dan akhirnya limbah tersebut  semakin tidak dapat diatasi dan semakin berbahaya.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

tulis komentar mu di sini