*karakteristik sampah
Segala sesuatu
dapat dikatakan sampah apabila sudah
tidak dapat ditemukan nilai ekonomisnya
lagi. Meskipun pada kenyataannya sekarang ini telah ditemukan nilai ekonomisnya. Jumlah sampah yang ada di
lingkungan kita jumlahnya semakin meningkat, bahkan tidak terkendali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
sampah antara lain:
1.
Jumlah penduduk
2.
Sisstem pengumpulan atau pembuangan sampah yang
dipakai
3.
Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai sebagai limbah
4.
Faktor geografi
5.
Faktor waktu
6.
Faktor sosial ekonomi dan budaya
7.
Pada musim hujan sampah mungkin akan tersangkut
pada selokan, pintu air, atau penyaringan air limbah
8.
Kebiasaan masyarakat
9.
Kemajuan teknologi
10.
Jenis sampah
Sampah yang ada dilokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel, dan
sebagainya) ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, yaitu tempat
sampah. Sampah basah dan sampah kering
sebainya dikumpulkan dalam tempat yng terpisah untuk memudahkan
pemusnahannya.
Sistem pengumpulan sampah yang
selama ini dikenal antara lain sistem duet dan sistem trio.
Sistem duet dlakukan dengan
membedakan tempat sampah menjadi dua, yakni tempat sampah kering dan tempat
sampah basah. Untuk sitem trio mengunakan tiga macam tempat sampah yakni tempat
sampah kering, tempat sampah basah dan tempat sampah bahan yang tidak mudah
terbakar.
Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat sampah) yang dgunakan harus memenuhi persyaratan berikut ini:
1.
Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor.
2.
Memiliki tutup dan mudah di buka mengtori tangan.
3.
Ukuran sesuai, sehingga mudah di angkat oleh satu
orang.
Dari tempat penyimpanan ini, sampah
dikumpulkan kemudian di masukkan ke dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini
berbentuk bak besar yang digunakan untuk
menampung sampah rumah tangga. Pengelolaannya dapat di serahkan kepada pihak
pemerintah. Untuk membangun suatu dipo, ada beberap persyaratan yang harus
dipenuhi, diantaranya:
1.
Dibangun diatas permukaan tanah dengan ketinggian
bangunan setinggi kendaraan pengakut sampah.
2.
Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu
untuk mengambil sampah.
3.
Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat
untuk mencegah lalat dan binatang lain masuk kedalam dipo.
4.
Ada kran untuk menbersihkan.
5.
Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat dan
tikus
6.
Mudah di jangkau masyarakat.
Setelah dikumpulkan
dalamtempat sampah, sampah diangkut ketempat
pembuangan akhir atau pemusnahan sampah yang di sediakan oleh dinas kebersihan kota, kemudian
dilakukan tahap pemusnahan sampah,
Pad tahap pemusnahan sampah
ini , terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain:
1.
Sanitary landfill/sanitasi TPA (tempat pembuangan
akhir)
Merupakan sitem pemusnahan
yang paling mudah dan yang paling baik. Sanitari landfill yang
baik harus memenuhi beberapa syarat, antara lain tempat yang luas, alat-alat
besar dan tanah untuk menimbunnya.
2.
Inceneration/pembakaran
Prinsip kerja dari sistem
inceneration adalah dengan cara membakar sampah secar besar-besaran dengan
menggunakan fasilitas pabrik. Peralatan yang digunakan dalam incenerasi antara
lain:
a.
Charging apparatus.
b.
Furnace
c.
Combustion.
d.
Chimney atau stalk.
e.
Miscellaneous features.
Sistem inceneration memiliki
beberapa manfaat, diantaranya:
a.
Volume sampah dapat diperkecil sampai
sepertiganya.
b.
Tidak memerlukan ruang yang luas.
c.
Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber
uap.
d.
Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan
jadwal jam kerja yang dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan.
Selain memiliki keunggulan
sistem ini juga memiliki kerugian yaitu biaya yang besar dan lokasi pembangunan
pabrik/lahan intuk pelaksanaan
inceneration ini sukar didapat karena umumnya penduduk keberatan,
munkgin karena penumpukan sampah yang menimbulakan bau serta asap dari proses
inceneration ini juga cukup mengganggu.
3.
Composting/kompos
Metode ini dilakukan dengan
prinsip mengubah sampah menjadi pupuk kompos, temtu saja tidak semua jenis
sampah bisa diubah menjadi pupuk kompos, hanya beberapa yang dapat di urai oleh
mikroba saja.
Prinsip kerja metode ini yaitu dengan memanfaatkan proses dekomposisi zat organik oleh kuman-
kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Keunggulan sistem ini adalah dihasilkan
pupuk kompos yang relatif mudah dan murah biaya pembuatannya, serta pupuk yang
di hasilkan bersifat ramah lingkungan.
4.
hot feeding
pemberian sjenis garbage
kepada hewan ternak . perlu diingat bahwa sampah basah tersebut harus
diolahlebih dahulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan penyakit
cacing dan trichinosis ke hewan ternak.
5.
Discharge to servers
Metode ini dapat efektf apabila sisitem pembuangan air limbah memang
baik, karena metode ini dilakukan dengan menghaluskan sampah kemudian di
masukkan kedalam sistem pembuangan air limbah.
6.
Dumping
Sampah diletakkan atau di
buang begitu saja di tanah lapang, jurang , atau tempat sampah.
7.
Dumping in water
Sampah di buang kedalam air
sungai atau laut. Akibatnya, terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang
dapat menimbulkan bahay banjir.
8.
Individual inceneration
Merupakan metode pemusnahan
sampah dengan car di bakar, tetapi hal ini dilakukan secara perorangan,
kegiatan ini bisa dilakukan siapa saja, terutama di daerah penduduk di daerah
pedesaan.
9.
Recycling/daur ulang
Pengolahan kembali
bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau di daur ulang. Contoh,
bagian sampah yang dapat di daur ulang antara lain, plastik, gelas,kaleng, besi
dan sebagainya.
10.
Reduction/pengurangan
Metode ini diterapkan dgn cara
menghancurkan sampah (biasanya dari jenis garbage) sampai kebentuk yang lebih
kecil, kemudian di olah untuk menghasilkan lemak.
11.
Salvaging/menyelamatkan
Pemanfaatan sampah yang dapat
dipakai kembali, misalnya kertas bekas. Bahanya adalah bahwa metode ini dapat
menularkan penyakit.
Karakteristik limbah
Dari pernytaan di atas dapat di ketahui
bahwa seluruh buangan manusia maupun sisa proses alam belum tentu dapat di
kategorikan sebagai limbah. Sebagai acuan berikut ini beberapa karakteristik
dari limbah:
1.
Berukuran mikro: umumnya berukuran kecil.
2.
Dinamis, bersifat tidak tetap tergantunng pada
kondisi lingkungan, jumlah dan sifat dari buangan tersebut.
3.
Berdampak luas (penyebarannya), hal ini berarti
bahwa apabila limbah ini di biarkan terus-menurus bertambah maka semakin luas
dan semakin banyak yang menanggung
akibatnya.
4.
Berdampak jangka panjang (antar generasi), efek
dari limbah sebagian dapat di rasakan secara langsung. Dan sebagian tidak dapat
dirasakan secara langsung . beberapa justru dirasakan setelah jangka waktu yang lama, bahkan antar
generasi.
Faktor yang mempengaruhi
kualitas limbah, antara lain:
1.
Volume limbah.
2.
Kandungan bahan pencemar.
3.
Frekuensi pembuangan limbah.
Salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas limbah adalah limbahvolume limbah, yaitu jumlah volume
limbah yang terbuang ke lingkungan. Meskipun lingkungan memiliki kemampuan daya
lentin dan daya dukung namun kemampuan ini terbatas. Ambang batas atau batas
kadar maksimum seluruh komponen lingkungan yang masih ditenggang keberadaannya di dalam lingkungan di sebut
baku mutu lingkungan. Sehingga dapat dikatakan apabila jumlah suatu zat
tersebut lebih kecil dari nilai ambang batasnya, maka zat tersebut tidak bisa
dikatakan sebagai limbah, apabila jumlahnya melebihi nilai ambang batas maka
keberadaan zat tersebut merupakan limbah. Berikut ini ambang batas beberapa
jenis limbah anorganik dalam air minum
(dalam satuan mg/liter).
Jenis limbah
|
Kadar maksimum
|
Air raksa
Arsenic
Boron
Cadmium
Tembaga
Sianida
Flourida
Timah
Nikel
Nitrat
|
0,001
0,01
0,3
0,003
2
0,07
1
0,01
0,02
50
|
Faktor
kedua adalah kandungan bahan pencemar ,disini jelas bahwa semakin kompleks
kandungan bahan pencemar maka kualitas
limbah semakin tinggi, dan hal ini berarti dampak negatif limbah semakin besar.
Faktor ketiga adalah frekuensi
pembuangan limbah, jika frekuensi pembuangan semakin rapat artinya semakin sering kita membuang limbah
maka limbah akan semakin menumpuk banyak dan akhirnya limbah tersebut semakin tidak dapat diatasi dan semakin
berbahaya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
tulis komentar mu di sini